H. A. Sulaiman HB
Datu Niaga Negeri
Salam hangat saya buat Raja Muda Kesultanan Banjar H. Khairul Saleh. Pengembangan budaya menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa. Indonesia dibangun atas keberadaan suku-suku di seluruh Nusantara. Demikian juga di Kalimantan Selatan. Dua suku tertua di Banua Kalimantan Selatan adalah Dayak dan Banjar.
“Saya sangat mengapresiasi keteguhan H. Khairul Saleh dalam memprakarsai kebangkitan budaya Kesultanan Banjar. Urang Banjar adalah masyarakat yang memiliki budaya dan kesantunan tinggi. Dan ini telah diwariskan para Raja Banjar dulu,” tutur H.A. Sulaiman HB, Datu Niaga Negeri (DNN).
Restorasi dan dokumentasi sejarah budaya yang telah dilakukan Kesultanan Banjar merupakan langkah cerdas untuk melestarikan budaya Banjar. Saat ini langkah yang paling penting dan segera dilakukan Khairul Saleh bersama lembaga Kesultanan Banjar dibantu pemerintah dan swasta adalah merealisasikan pembangunan Keraton Banjar. Ini sebagai simbol keberadaan Kesultanan Banjar. Nantinya keraton bisa dimanfaatkan pusat pengkajian budaya dan pengetahuan umum. “Perlu kebersamaan dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat mewujudkan pembangunan keraton. Tak ada alasan bagi kita untuk tidak mendukung,” ingat Sulaiman. Di samping itu Sulaiman juga mengatakan program lain kesultanan setelah restorasi kebudayaan Banjar adalah mengusulkan ulama-ulama dan Raja Banjar untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Dalam sejarah Kalimantan hingga kini, hubungan masyarakat Banjar dan Dayak hidup berdampingan dengan harmonis. Bahkan di masa lalu Kerajaan Banjar dan masyarakat Dayak bersama-sama berjuang melawan penjajahan. Kemudian keluarga Kerajaan Banjar pun memiliki hubungan kekeluargaan dan darah dengan suku Dayak.
Pola hubungan yang saling toleran, menghormati dan bekerja sama ini merupakan nilai kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. Sejak Kerajaan Banjar dihapuskan Pemerintah Belanda sekitar 150 tahun lalu, terjadi pergeseran besar pada lestarinya nilai-nilai luhur budaya, adat istiadat dan seni yang lahir dari hubungan harmonis dua suku Banjar dan Dayak.
Posisi keraton sebagai sentral berkembangnya budaya adi luhung Kerajaan Banjar tidak bisa dipungkiri peranannya. Perpaduan seni, adat dan tradisi masyarakat mendapatkan tempat yang terhormat. “Ketika ada satu gerakan yang sangat serius untuk membangkitkan kembali Kerajaan Banjar dalam konteks budaya tentu harus didukung,” ujar tokoh masyarakat yang dikenal sebagai pengusaha Banjar yang sukses ini.
Budaya, adat dan tradisi menurut Sulaiman HB adalah pembentuk karakter bangsa. Kerajaan Banjar mempunyai peran yang besar dalam sejarah perkembangan karakter budaya, adat dan tradisi masyarakat Kalimantan. “Masuk dan berkembangnya Islam di bumi Kalimantan sebagian merupakan andil dari Kerajaan Banjar,” ujar Sulaiman menegaskan.
“Dalam hal perdagangan misalnya banyak yang dapat kita pelajari di masa-masa kejayaan Kerajaan Banjar,” ungkap Sulaiman HB. Masyarakat jangan sampai lupa bahwa Kerajaan Banjar khususnya Kota Banjarmasin, yang dikenal sebagai kota bandar, sempat menjadi pusat perdagangan yang sangat diperhitungkan. Kerajaan Banjar bahkan merupakan produsen sekaligus pusat perdagangan komoditas Lada, tidak hanya di Nusantara tetapi hingga mancanegara. Ini pulalah yang kemudian menjadi daya tarik besar bagi Belanda melalui VOC untuk menguasai Kerajaan Banjar.
Untuk itulah ketika 150 tahun kemudian muncul tokoh yang begitu konsisten membangkitkan lagi Kerajaan Banjar dalam konteks budaya. Sulaiman HB sudah dapat membayangkan tantangan yang akan dihadapi. “Bukanlah hal yang mudah menapaki jalan yang sama sekali tidak populer seperti ini. Ditambah lagi yang akan dibangkitkan adalah kerajaan besar di masa lalu,” Ujarnya. Menurut Sulaiman HB upaya ini patut diapresiasi dengan obyektif dan tidak dipandang dari sisi negatif. Bagaimanapun juga Kerajaan Banjar adalah aset budaya yang sangat penting dan berharga. “Jadi adalah kewajiban seluruh warga Kalimantan untuk melestarikannya, bukan hanya kewajiban zuriat kerajaan,” tandasnya.
Bagi Sulaiman HB tidak banyak sosok seperti Khairul Saleh yang mau berkhidmat demi kebudayaan, adat dan tradisi Kerajaan Banjar. Banua Banjar, menurutnya, tidak akan maju dengan pesat kalau tidak ditangani, salah satunya, oleh pemimpin yang berjiwa teknokrat. “Yang saya senang adalah Khairul Saleh selain sebagai seorang yang perhatian dengan kebudayaan juga urang teknik atau teknokrat sejati,” tegasnya menutup pembicaraan.